Mengapa Bulan
Juni 2016 Masih Turun Hujan?
Hi readers,
Kita tentunya
berpikir di bulan Juni 2016 ini, Indonesia harusnya masuk ke musim kemarau,
tapi banyak dari sebagian besar wilayah Indonesia masih dilanda hujan, petir,
bahkan sampai menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Ada apa sih
gerangan alam?
Ternyata adalah
karena gelombang La-Nina dan El-Nino, lalu apakah yang dimaksud dengan
nama-nama itu? Berikut beberapa artikel tentang anomaly cuaca yang terjadi di
Indonesia.
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Sawahan, Nganjuk, Jawa
Timur menyebut, La Nina berdampak pada musim kemarau basah. Dimana, musim
kemarau yang masih diselingi dengan turunnya hujan mulai intensitas ringan dan
sedang. “Prediksinya La Nina akan menguat pada Juli, Agustus dan September 2016”,
kata kepala BMKG Sawahan Chudori.
La Nina sendiri adalah
suatu kondisi di mana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan timur equator
di Lautan Pasifik. Pada saat terjadi La Nina, angina Passat timur bertiup
sepanjang Samudera Pasifik. Akibatnya, massa air hangat yang terbawa semakin banyak
kearah Pasifik barat, ini menyebabkan massa air dingin di Pasifik timur
bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut. Maka
suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. Fenomena La Nina
menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia bertambah, bahkan
berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. (Tribratanews.net)
Hujan
diperkirakan masih akan terus mengguyur sejumlah wilayah Indonesia, meskipun
telah masuk peralihan dari musim hujan menjadi kemaarau.
Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan terjadi anomali pada musim peralihan
di Indonesia tahun ini. Kemungkinan, musim peralihan pada 2016 akan sedikit
basah, meskipun curah hujan telah menurun pada Maret, April dan Mei.
“Berdasarkan
hasil riset pada 2016, yang dilakukan tim variabilitas iklim pada Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer (PTSA) Lapan, diketahui telah terjadi anomaly basah pada
bulan-bulan musim peralihan” isi keterangan Lapan seperti yang dikutip dari
laman resminya, Senin (23/5/2016).
Anomali tersebut
dipicu oleh intensitas El Nino yang mulai berkurang dan menuju level normal. Selain
itu, tingginya curah hujan dipengaruhi MJO aktif di Samudera Hindia sejak awal
Mei 2016 dan kondisi muson di Australia yang lebih lemah dibandingkan dengan
klimatologinya.
Tim tersebut juga
memprediksi curah hujan dengan intensitas sedang masih akan terjadi di sebagian
Sulawesi, Kalimantan dan bagian tengah Sumatra pada Juni 2016. Sementara itu kawasan
Indonesia bagian selatan akan mengalami penurunan curah hujan akibat pengaruh
muson di Australia yang bersifat kering.
Analisis data
curah hujan setiap sepulu tahun dengan menggunakan data GSMaP juga menunjukkan
terjadinya peningkatan curah hujan di kawasan Nusa Tenggara, Sumbawa, perairan
barat daya Indonesia, dan perairan barat Sumatra.
Musim kemarau di Indonesia
sendiri memang dipengaruhi oleh muson Australia yang berssifat kering. Apabila muson
Australia telah kembali normal, maka sebagian besar wilayah Indonesia bagian
selaatan akan mengalami kemarau.
Dalam keterangan
tersebut, tim juga menyebut curah hujan pada Mei 2016 diprediksi akan lebih
rendah dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Hal itu akan berlanjut pada
Juni 2016 dimana curah hujan Indonesia bagian selatan akan lebih rendah
dibandingkan dengan saat ini. (harianjogja.com)
Wilayah Indonesia
berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia
dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui
garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke
timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan
terhadap perubahan iklim/cuaca.
Fenomena yang
mempengaruhi iklim di Indonesia:
El Nino dan La
Nina
Dipole Mode
Sirkulasi Monsun
Asia-Australia
Daerah Pertemuan
Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
Suhu Permukaan
Laut di Wilayah Indonesia
Prakiraan Musim
Kemarau 2016 secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
Awal Musim
Kemarau 2016 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan Mei 2016
sebanyak 134 ZOM (39.2%) dan Juni 2016 sebanyak 91 ZOM (26.6%). Sedangkan
beberapa daerah lainnya awal Musim Hujan terjadi pada Februari 2016 sebanyak 4
ZOM (1.2%), Maret 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), April 2016 sebanyak 58 ZOM
(17.0%), Juli 2016 sebanyak 29 ZOM (8.5%), Agustus 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%),
September 2016 sebanyak 3 ZOM (0.9%) dan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM (0.3%).
Jika dibandingkan
terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), Awal Musim Kemarau 2016,
sebagian besar daerah yaitu 170 ZOM (49.7%) mundur jika dibandingkan dengan
rata-ratanya dan 94 ZOM (27.5%) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang maju
terhadap rata-rata 78 ZOM (22.8%).
Nah sekarang jelas kan, mengapa di bulan ini masih aja turun hujan?
Jaga bumi kita ya guys!!
Cheers~!!