Pages

Tuesday, 19 July 2016

Halal vs Kosher

Hi readers!
Pada artikel ini, Saya akan membahas apa itu halal dan apa itu kosher. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini banyak dijumpai di dunia maya kata-kata ‘kosher’ bahkan gerai McDonald menyediakan gerai khusus ‘Kosher’.
Lalu apakah halal sama dengan kosher, apa saja yang halal dan apa saja yang kosher? Mari kita telusur lebih dalam tentang hal ini. 

Kata kosher dalam kamus Inggris-Indonesia (John M Echols dan Hassan Shadily, 1998) diterjemahkan sebaagai “HALAL” dengan contoh kosher meat sama dengan “daging HALAL”.
Terjemahan ini sebenarnya tidak sesuai dengan arti sesungguhnya dari kosher. Dalam Webster World University Dictionary, disebutkan bahwa kosher atau kashrut/kasher sebagai ceremonially clean; conforming to Jewish dietary law. Kosher adalah istilah agama Yahudi yang menurut hukum Talmud kemudian menjadi hukum agama Yahudi.
Dalam kacamata Yahudi, makanan dan hewan yang boleh dimakan disebut kosher, kashrut atau kasher. Sedangkan lawannya yang tidak boleh dimakan disebut trefa atau trayfah. Kedua istilah itu sepintas lalu memang mirip dengan HALAL dan haram bagi umat Islam.

Pada kenyataannya memang ada hal-hal yang sama antara kedua pengeryian tersebut. Kosher tidak menghendaki adanya unsur babi dalam makanan dan minuman. Selain itu hewan (sapi, kaming, domba, dll) harus disembelih dengan menggunakan pisau tajam dan tidak boleh dimatikan dengan cara dipukul, dipelintir atau diterkam binatang buas.
  

HALAL
Dalam hukum Islam, HALAL dalam makanan bukan saja menyangkut apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan, tetapi juga menyangkut prasyarat binatang yang akan disembelih, cara menyembelih, ritual penyembelihan, persiapan makanan sebelum dihidangkan, dll.
Dalam mempersiapkan makanan yang HALAL, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
  • ·         Binatang harus hidup dan sehat pada saat penyembelihan

  • ·         Binatang yang disembelih harus binatang HALAL uuntuk disembelih

  • ·         Semua darah harus dikucurkan keluar badan binatang setelah disembelih

  • ·         Yang harus menyembelih adalah seorang Muslim

  • ·         Penyembelihan harus dengan pisau yang sangat tajam dan harus sekali sembelih

  • ·         Setiap sebelum menyembelih, menyebutkan basmallah atau nama Allah setiap kali akan menyembelih

  • ·         Dalam menyimpan makanan HALAL, tidak boleh bercampur dengan makanan yang haram. Karena akan menjadi haram



KOSHER
Dalam kosher Yahudi, peraturan-peraturan umumnya adalah sebagai berikut:

  • Binatang yang disembelih harus binatang yang kosher (yang diperbolehkan dalam hukum makanan Yahudi)
  • Seperti halnya dalam HALAL, dalam kosher binatang yang disembelih harus dalam keadaan hidup dan sehat pada waktu disembelih 
  • Darah dari binatang yang disembelih harus mengucur keluar juga  
  • Namun dalam Kosher ada beberapa bagian dari binatang yang tidak boleh dimakan
  • Khusus untuk buah dan sayuran, harus diinspeksi dulu agar tidak ada hama yang ikut termakan  
  • Pengucapaan nama Tuhan cukup sehari sekali untuk seluruh binatang yang akan disembelih pada hari itu
  • Dalam Kosher, daging dan susu (juga produk-produk yang terbuat dari susu seperti keju, mentega dan lain lain) tidak boleh dicampur, baik dalam penyimpanannya maupun pada saat memakannya, jadi makanan seperti cheese burger adalah tidak kosher (tidak boleh) menurut agama Yahudi. (Beberapa sekte Yahudi bahkan ada yang tidak memperbolehkan ikan dicampur dengan daging)
  • Produk-produk anggur yang tidak dibuat oleh orang Yahudi tidak boleh dikonsumsi)
(Anonym, 2007)
Karena kemiripan pengertian dua istilah itu, maka orang-orang Yahudi mempromosikan bahwa kosher food adalah makanan Halal untuk produk tersebut. Pengertian ini kemudian dikampanyekan dan disebarluaskan ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, konsumen kosher food jauh melebihi jumlah konsumen pemeluk Yahudi Ortodok, yang menghendaki makanan kosher. Hal ini disebabkan karena kaum Muslim dan Kristen Advent juga ikut menjadi konsumen makanan kosher.

Meskipun ada kemiripan antara Halal dan kosher, sebenarnya keduanya adalah berbeda. Ada barang haram yang masuk kategori kosher, sebaliknya ada juga makanan Halal yang masuk dalam kategori treyfah (Anonim, 2009)

Untuk lebih jelasnya, persamaan dan perbedaan antara Halal dan kosher dapat dilihat pada table di bawah ini: 


Jenis Makanan
Halal (Islam)
Kosher (Yahudi)
Babi
Tidak boleh
Tidak boleh
Sapi, biri-biri, kambing, dsb
Boleh
Boleh, tapi hanya bagian depan saja
Ayam
Boleh
Boleh
Kelinci
Boleh
Tidak Boleh
Ayam hutan, bebek, angsa
Boleh
Tidak boleh
Alkohol
Tidak boleh
Boleh
Gelatin
Boleh (dari binatang Halal)
Boleh, meski dari binatang non kosher
Keju
Boleh asal dari binatang halal
Boleh, Enzim dari binatang apapun (asal tidak tercampur daging)
Binatang Amfibi
Tidak boleh
Tidak boleh
Burung pemangsa
Tidak boleh
Tidak boleh
Binatang karnivora
Tidak boleh
Tidak boleh
Binatang laut
Boleh
Boleh, namun hanya yang bersirip dan yang bersisik saja (kerang dan cumi cumi tidak boleh)
Tumbuhan Laut
Boleh
Boleh
Darah
Tidak boleh
Tidak boleh
 
(Anonim , 2007)
Perbedaan tersebut menyebabkan implikasi yang sangat luas dalam konteks makanan HALAL. Produk-produk yang mengandung gelatin bisa saja dianggap sebagai makanan kosher. Demikian juga minuman yang mengandung alcohol, seperti ine, yang oleh ajaran Islam jelas-jelas haram, di kalangan Yahudi masih diperbolehkan dengan jumlah tertentu.
Di sisi lain, ada juga makanan yang Halal dan thayib menurut Islam, tetapi tidak kosher menurut Yahudi. Contohnya adalah kelinci, ungags liar, ikan yang tidak bersirip atau bersissik, kerang dan tidak boleh makan daging bersama susu kecuali waktu makannya terpisah. Selain itu potongan-potongan daging tertentu, meskipun dari hewan yang Halal, juga dianggal tidak kosher.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, Halal jelaslah tidak sama dengan kosher. Demikian juga Haram tidak sama dengan treyfah. Keduannya memiliki dasar filosofis dan teknis pelaksanaan yang berbeda. (KA Endin dan Nur Wahid, 2009)

Penulis: Heny Ratri. E (halalcorner.id)


Menurut pandangan lain:
Kosher berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “yang pas untuk dimakan” (fit to eat). Kosher bersumber dari kitab Pejanjian Lama (Tannakh). Kosher dipraktekkan di agama Yahudi (Judaism)yang merupakan akar iman orang Kristen—Dalam Judaism, hanya makanan yang kosher lah yang boleh dikonsumsi, itupun dalam jumlah yang secukupnya, tidak berlebihan. 

Makanan apa saja yang termasuk Kosher?
  1. Sayuran : Semua tanaman ; sayur, buah dan biji adalah kosher (sepanjang tidak membahayakan dan tidak tercampur dengan serangga)
  2. Ikan : semua ikan yang memiliki sirip dan sisik adalah kosher. Ikan yang lain dan semua makhluk air yang lain adalah tidak kosher (treyfah / haram). Contoh hewan laut yang haram (tidak kosher) : udang (lobster dan sejenisnya), Rajungan (kepiting dan sejenisnya), kerang (dan sejenisnya), cumi-cumi (dan sejenisnya) dan lele. 
  3. Daging : dari hewan yang berkaki 4 , yang memamah biak dan berkuku belah adalah kosher. Contoh hewan berkaki 4 yang kosher: sapi (tidak dengan bagian belakang) , biri-biri, bison, domba, rusa. Hewan berkaki 4 yang memamah biak saja atau berkuku belah saja adalah tidak kosher (haram). Contoh: unta, kuda, kelinci, marmut (memamah biak saja tapi tidak berkuku belah). Hewan berkaki 4 yang berkaki belah saja tetapi tidak memamah biak adalah tidak kosher (haram), contohnya : babi (Deutronomy 14:6). Dari hewan yang berkaki 2 ada yang kosher ada juga yang treyfah. Dari hewan berkaki 2 yang kosher contohnya: ayam, itik, kalkun (unggas peliharaan). Hewan berkaki 2 yang tidak kosher / treyfah, contohnya: Jenis elang dan unggas predator lainnya. (Levictus 11:3)
  4. Telur : telur dari unggas kosher adalah kosher, begitu pula sebaliknya, yang berasal dari treyfah adalah treyfah. 
  5. Minyak / lemak / susu : sama halnya dengan telur, yaitu yang berasal dari hewan kosher adalah kosher dan yang berasal dari hewan treyfah adalah treyfah. 
  6. Madu : madu adalah kosher, sejauh tidak termakan serangga nya. 
Contoh lain dari binatang / makanan yang haram (tidak kosher) 
  1. Segala jenis tikus : tikus, marmut, kelinci, tupai, dsb
  2. Segala jenis katak
  3. Segala jenis kucing : kucing, harimau, macan, singa, dsb
  4. Segala jenis anjing : anjing, serigala, beruang dsb
  5. Segala jenis binatang merayap (reptil) : ular, kadal, dsb
  6. Darah dari semua binatang
  7. Daging yang dikonsumsi bersama susu
  8. Daging yang dikonsumsi bersama ikan 
  9. Binatang ampibi (hidup di dua alam, darat dan air)
  10. Ulat 
  11. Serangga
  12. Daging busuk

Untuk susu, dapat dimakan bersama telur, dan susu dapat dimakan bersama ikan.

Nah, Saya kira artikel di atas cukup jelas buat readers. Bagaimana? Anda mengaku bahwa Anda nasrani? Kristen? Dimana akar iman Anda? Apakah dari Eropa, atau Ibrani? Jika Anda merasa bahwa sumber iman Anda berasal dari Ibrani, maka daging babi yang biasa Anda makan, kepiting dan udang yang banyak mengandung kolestrol, sebaiknya mulai dihindari. 
Blog saya ini tidak menuntut Anda untuk menjadi seorang Judaism, Saya sendiri penyuka seafood dan pork. Namun hari demi hari, Saya pun berusaha belajar mengurangi konsumsi makanan yang tidak kosher. Karena menurut kedokteran, makanan yang tidak kosher adalah makanan yang paling banyak menyumbangkan bibit penyakit di dalam tubuh kita. Jangan takut untuk mencoba, dan mulai bergaya hidup sehat dimulai dari makanan kita.
 

Sumber : artikel, Heny Ratri. E (halalcorner.id)

Sincerely, 
Ms. Lee