Pages

Wednesday, 22 June 2016

Mengapa Bulan Juni 2016 Masih Turun Hujan?



Mengapa Bulan Juni 2016 Masih Turun Hujan?

Hi readers,
Kita tentunya berpikir di bulan Juni 2016 ini, Indonesia harusnya masuk ke musim kemarau, tapi banyak dari sebagian besar wilayah Indonesia masih dilanda hujan, petir, bahkan sampai menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Ada apa sih gerangan alam?

Ternyata adalah karena gelombang La-Nina dan El-Nino, lalu apakah yang dimaksud dengan nama-nama itu? Berikut beberapa artikel tentang anomaly cuaca yang terjadi di Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Sawahan, Nganjuk, Jawa Timur menyebut, La Nina berdampak pada musim kemarau basah. Dimana, musim kemarau yang masih diselingi dengan turunnya hujan mulai intensitas ringan dan sedang. “Prediksinya La Nina akan menguat pada Juli, Agustus dan September 2016”, kata kepala BMKG Sawahan Chudori.
La Nina sendiri adalah suatu kondisi di mana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan timur equator di Lautan Pasifik. Pada saat terjadi La Nina, angina Passat timur bertiup sepanjang Samudera Pasifik. Akibatnya, massa air hangat yang terbawa semakin banyak kearah Pasifik barat, ini menyebabkan massa air dingin di Pasifik timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut. Maka suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia bertambah, bahkan berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. (Tribratanews.net)


Hujan diperkirakan masih akan terus mengguyur sejumlah wilayah Indonesia, meskipun telah masuk peralihan dari musim hujan menjadi kemaarau.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan terjadi anomali pada musim peralihan di Indonesia tahun ini. Kemungkinan, musim peralihan pada 2016 akan sedikit basah, meskipun curah hujan telah menurun pada Maret, April dan Mei.
“Berdasarkan hasil riset pada 2016, yang dilakukan tim variabilitas iklim pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PTSA) Lapan, diketahui telah terjadi anomaly basah pada bulan-bulan musim peralihan” isi keterangan Lapan seperti yang dikutip dari laman resminya, Senin (23/5/2016).
Anomali tersebut dipicu oleh intensitas El Nino yang mulai berkurang dan menuju level normal. Selain itu, tingginya curah hujan dipengaruhi MJO aktif di Samudera Hindia sejak awal Mei 2016 dan kondisi muson di Australia yang lebih lemah dibandingkan dengan klimatologinya.
Tim tersebut juga memprediksi curah hujan dengan intensitas sedang masih akan terjadi di sebagian Sulawesi, Kalimantan dan bagian tengah Sumatra pada Juni 2016. Sementara itu kawasan Indonesia bagian selatan akan mengalami penurunan curah hujan akibat pengaruh muson di Australia yang bersifat kering.
Analisis data curah hujan setiap sepulu tahun dengan menggunakan data GSMaP juga menunjukkan terjadinya peningkatan curah hujan di kawasan Nusa Tenggara, Sumbawa, perairan barat daya Indonesia, dan perairan barat Sumatra.
Musim kemarau di Indonesia sendiri memang dipengaruhi oleh muson Australia yang berssifat kering. Apabila muson Australia telah kembali normal, maka sebagian besar wilayah Indonesia bagian selaatan akan mengalami kemarau.
Dalam keterangan tersebut, tim juga menyebut curah hujan pada Mei 2016 diprediksi akan lebih rendah dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Hal itu akan berlanjut pada Juni 2016 dimana curah hujan Indonesia bagian selatan akan lebih rendah dibandingkan dengan saat ini. (harianjogja.com)

Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.
Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia:
El Nino dan La Nina
Dipole Mode
Sirkulasi Monsun Asia-Australia
Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia
Prakiraan Musim Kemarau 2016 secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

Awal Musim Kemarau 2016 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan Mei 2016 sebanyak 134 ZOM (39.2%) dan Juni 2016 sebanyak 91 ZOM (26.6%). Sedangkan beberapa daerah lainnya awal Musim Hujan terjadi pada Februari 2016 sebanyak 4 ZOM (1.2%), Maret 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), April 2016 sebanyak 58 ZOM (17.0%), Juli 2016 sebanyak 29 ZOM (8.5%), Agustus 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), September 2016 sebanyak 3 ZOM (0.9%) dan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM (0.3%).

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), Awal Musim Kemarau 2016, sebagian besar daerah yaitu 170 ZOM (49.7%) mundur jika dibandingkan dengan rata-ratanya dan 94 ZOM (27.5%) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang maju terhadap rata-rata 78 ZOM (22.8%).

Sifat Hujan selama Musim Hujan 2015/2016 di sebagian besar daerah yaitu 221 ZOM (64.6%) diprakirakan Normal dan 78 ZOM (22.8%) Bawah Normal. Sedangkan Atas Normal yaitu sebanyak 43 ZOM (12.6%). (BMKG.co.id)


Nah sekarang jelas kan, mengapa di bulan ini masih aja turun hujan? 
Jaga bumi kita ya guys!! 

Cheers~!!