Pages

Sunday, 1 May 2016

Bao Zi

Mungkin di Indonesia, kenalnya dengan nama Bakpao ya...
Pada hakekatnya Baozi dan Bakpao itu sama kok, cuman pengucapannya aja yang berbeda.

Jadi, apa sih bakpao atau baozi itu?
Baozi atau biasa dikenal dengan bao, bau, humbow, nunu, bakpao (Hokkien), bausak, pow, pau atau pao adalah jenis makanan yang di kukus, diisi dengan daging, sejenis roti isi yang dibikin dengan ragi. 

Di dalam hidangan ala China, baozi disajikan dengan berbagai macam isian. Baozi hampir mirip dengan mantou , dan bisa diisi dengan daging, sayur, coklat, keju, selai, susu, dll.

Di Jepang, baozi dikenal dengan sebutan "paozu"

Dua macam baozi yang banyak ditemui di daerah China dan Indonesia adalah Dabao (bakpao besar), berdiameter kurang lebih 10 cm dan Xiaobao (bakpao kecil), berdiameter kurang lebih 5 cm.
Baozi biasanya di take away, masih jarang yang dine in.

Siapa sih penemu baozi?
Penemu baozi adalah Zhuge Liang, seorang cendekiawan dan tactical strategist militer pada era Three Kingdoms.
Baozi ini juga bisa dikatakan makanan jaman perang.
Mengapa?

Karena selain bentuknya besar, dan berisi daging, baozi ini cukup mengenyangkan dan praktis untuk dibawa kemana-mana saat perang.

Sekarang ini banyak penjaaja baozi yang bertebaran, namun hanya sedikit yang masih membawa cita rasa khas jaman perang maksudnya, cita rasa khas baozi itu sendiri.
Banyaknya modifikasi dari baozi ini membuat baozi asli sedikit surut pamornya.
Namun baru-baru ini baozi legend masuk ke sebuah buku terbitan gramedia yang berjudul 'Jejak kuliner China yang melegenda'

Letak dari warung baozi ini berada di gang kecil di pecinan Magelang (Jalan Pemuda)
Warung baozi ini sudah lama berdiri, bangunannya pun masih sangat sederhana. Apalagi bentuk dari baozi itu sendiri, masih sangat original khas makanan perang.
Namun jangan ditanya tentang rasanya. Mulai dari kulit baozi nya sampai ke rasa isian baozi nya sangat khas.
Kulit baozi di warung ini tidak kaku, serta lembut teksturnya. Isian di baozi di warung ini meliputi b2, ayam, kacang hitam, kacang hijau kupas, kacang tanah, coklat dan keju.
Bahkan untuk special occasion, warung ini menyajikan baozi dengan rasa istimewa, dimana terdapat telur asin di dalamnya. 


Para pelanggan di warung ini pun juga turun temurun, bahkan ada pelanggan yang membawa baozi ini ke jepang!! Menurut keterangan dari penjual baozi di warung ini, Ibu Sri Sayekti, baozi yang dijualnya merupakan resep turun temurun sejak sebelum jaman kemerdekaan.
Warung kecil ini juga menjadi salah satu saksi berkembangnya kota Magelang, dimana dulu di daerah pecinan terdapat rel kereta api sampai dengan saat ini.
Pembuatan baozi di warung ini masih sangat tradisional, yang memang disengaja untuk tetap menggunakan cara tradisional agar cita rasa nya juga tidak berubah. Contohnya, pengukusan baozi di warung ini masih menggunakan kayu bakar, tanpa mesin, semua bahan isian dibuat sendiri.
Jadi jangan heran jika melihat baozi di warung ini bentuknya ada yang kisut dan warnanya tidak bisa putih seperti baozi yang lain, hal ini dikarenakan baozi yang dibuat di warung ini tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali, walaupun bentuknya bisa dikatakan konvesional namun untuk cita rasa jangan ditanya lagi. 

Jika kalian main ke Magelang, jangan lupa untuk mencoba makanan khas yang masih going concern sampai sekarang.
Letaknya : Jl Pemuda (Pecinan) , gang dekat podorejo fotokopi.
Buka : 12 siang - habis

Jika ingin di bawa travelling, bisa pesen dulu beberapa hari sebelumnya.
No HP : 081 227 432 63